RESENSI BUKU



Judul Buku          : Memoar Romantika Prabosutedjo : Saya                                dan Mas Harto
Penulis                 : Alberthiene Endah       

                “Kakakmu itu galak. Persis kayak macan.”Ungkap salah satu anak buah Soeharto kepada Prabosutedjo,adiknya. Soeharto yang akrab dipanggil Mas Harto olehnya itu merupakan sesosok macan bagi anak buahnya.Namun hal itu sangat bertolak belakang sekali dengan kesehariannya di rumah dan sikapnya dalam menghadapi berbagai macam permasalahan.
                Sosok Mas Harto sebenarnya tenang, pandai mengontrol emosi, dan juga sangat tegar, seperti saat Ibu dicintainya meninggal dunia. Mas Hartolah yang menjadi guru, inspirasi, dan panutannya. Terlebih ia adalah sosok yang selalu melihat energi yang bergerak, bahkan ketika diam sekalipun.
                Buku ini menceritakan kisah tentang Soeharto dari masa kecil hingga akhir usianya berdasarkan cerita dari Prabosutedjo, adik kandung yang sangat dekat dengannya.
                Soeharto merupakan sosok yang yangat berjasa untuk negeri ini. Berawal dari keikutsertaannya dalam PETA, BKR, hingga TNI membuatnya menjadi sosok yang luar biasa, terlebih lagi dari tindakannya yang sigap dalam menghadapi pemberontakan PKI, walaupun awalnya sempat terjadi pertentangan antara Soekarno dengannya mengenai hal itu.
                Semua kisah tentangnya terkupas dalam buku ini. Dari kesuksesannya dalam serangan umum 1 Maret 1949 hingga rahasia supersemar yang menjadi keingintahuan rakyat banyak terungkap semua. Keteguhannya dengan konsep Trilogi Pembangunan,saat masanya menjadi presiden RI, membuatnya dijuluki sebagai Bapak Pembangunan dan Indonesia pun mengalami kemajuan. Kisah cinta beliau dengan Bu Tien juga menjadi saksi betapa setia dan penyayangnya seorang soeharto.
                Sosok yang selalu meperhatikan rakyat ini memiliki senyum yang selalu terkembang, memiliki irama, dan juga penuh wibawa, walaupun banyak masalah yang ia hadapi. Terlebih ketika masyarakat memintanya mengundurkan diri dari jabatannya, tak pernah ditunjukkannya rasa marah, ia selalu tenang dalam menyikapinya.
                Semua bisa beliau hadapi hingga kehancuran dan kesedihan yang luar biasa menimpanya, ketika poros kekuatan dan sumber energinya,yaitu Bu Tien, meninggal dunia. Walaupun sempat terpuruk dalam kesedihan yang mendalam, ia bisa bangkit dan tetap memerhatikan dan memantau perkembangan Indonesia pada masa-masa setelahnya sampai ia wafat pada 27 Januari 2008 silam.
                Kekurangan dalam buku ini adalah mengenai pandangan tentang Soeharto yang subjektif oleh Prabosutedjo, yang menggambarkan Soeharto sebagai sosok yang sempurna. Tidak terdapatnya kekurangan beliau, baik dalam pribadi maupun pada masa kepemimpinannya.

                Namun buku ini memiliki kelebihan yaitu menjelaskan secara rinci tentang kisah Soeharto dari masa kecilnya hingga ia wafat. Foto-foto yang tersedia didalamnya juga menjadikan buku ini semakin menarik untuk dibaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini